Akulturasi Budaya Indonesia China dalam Semangkuk Sekoteng, Penasaran?

Advertisement

Siapa mengira, dalam semangkuk Sekoteng ada akulturasi Budaya Indonesia China? Sebuah proses panjang, dari mulai peleburan hingga penyesuaian, yang membutuhkan waktu berpuluh tahun, bahkan ratusan hingga ribuan tahun. Nah, agar Teman Traveler pecinta sekoteng bisa lebih mengenal tentang makanan favoritnya, yuk simak lebih lanjut.

1. Sudah Ada Sejak 221 SM

Kehangatan Sekoteng Sejak 221 SM
Kehangatan Sekoteng Sejak 221 SM via Instagram/putraku86

Jika ditarik dari cerita sejarahnya, Sekoteng yang sering Teman Traveler nikmati merupakan minuman purba. Bagaimana tidak, ia sudah ada di muka Bumi, dikonsumsi oleh penduduk Bumi sejak masa Dinasti Qin pada 221 hingga 226 SM. Ratusan tahun sebelum tanggalan Masehi ditemukan, minuman ini sudah ada. Hanya saja, penyajiannya tentu tidak seperti Sekoteng yang banyak ditemukan sekarang. Sekoteng yang Teman Traveler santap, sudah melalui proses panjang.

2. Berasal dari China

Sekoteng Hasil Akulturasi Budaya Indonesia China
Sekoteng Hasil Akulturasi Budaya Indonesia China via Instagram/adiyudistira

Lidah masyarakat Indonesia memang paling lihai mengubah nama-nama. Pun dengan minuman ini. Sekoteng berasal dari Bahasa Hokkian, yaitu Su Ko Thung atau Si Guo Tang. Artinya, minuman atau sup yang berisi empat macam buah-buahan yang dikeringkan.

Jika Sekoteng yang Teman Traveler makan berisi kacang tanah sangrai, kacang hijau, pacar cina, dan potongan roti yang disiram air jahe, Sekoteng asli tidak begitu. Dalam semangkuk Sekoteng di masa lalu, terdapat biji teratai, kelengkeng, kacang amandel dan buah jail. Karena biji atau buah-buahan ini sulit didapat di Indonesia, isian Sekoteng pun mengalami penyesuaian.

3. Sejak Zaman Dulu Memang untuk Kesehatan

Sejak Dulu, Sekoteng untuk Kesehatan
Sejak Dulu, Sekoteng untuk Kesehatan via Instagram/aemeliia

Akulturasi budaya Indonesia China dalam minuman ini tidak mengubah khasiatnya. Sejak dikonsumsi oleh masyarakat di zaman Dinasti Qin, minuman ini sudah dipercaya membawa manfaat untuk kesehatan. Su Ko Thung atau Sekoteng dirasa dapat membuat pencernaan menjadi lebih lancar, serta dapat menghangatkan tubuh. Sama ya khasiatnya seperti Sekoteng yang Teman Traveler sering konsumsi.

4. Berakulturasi dengan Budaya Indonesia

Citarasanya Disesuaikan dengan Selera Lidah Indonesia
Citarasanya Disesuaikan dengan Selera Lidah Indonesia

Kebudayaan Indonesia sangat terbuka terhadap pengaruh-pengaruh dari kebudayaan lain. Budaya China yang sejak zaman dahulu memang bersisian, bersinggungan, dan berhubungan dengan budaya Indonesia, berakulturasi dengan sempurna. Banyak kuliner dari China, selain Sekoteng, yang berakulturasi dengan budaya Indonesia.

Penyesuaian dengan lidah dan ketersediaan bahan pun bukan lagi hal baru pada kuliner-kuliner hasil akulturasi ini. Kadang, saking berubahnya, identitas asli sebuah makanan atau minuman tersamarkan. Salah satunya seperti Sekoteng ini.

Meski begitu, kenikmatan menyantap semangkuk Sekoteng tidak akan berubah ya, Teman Traveler. Fakta bahwa telah terjadi akulturasi budaya Indonesia China pada minuman ini, bukan soal yang harus dipermasalahkan. Bagaimana, apakah Teman Traveler juga salah satu pecinta sekoteng?

Advertisement
Tags
akulturasi budaya kuliner Indonesia kuliner tiongkok Minuman Khas
Share