Indonesia lekat dengan tradisi mudik, terutama di Hari Raya Lebaran. Di tahun 2018, libur Lebaran akan jatuh pada Juni 2018, sementara Idul Fitri diperkirakan bakal diperingati antara 15 atau 16 Juni. Menjelang momen tersebut, permintaan tiket mudik biasanya akan meningkat drastis. Guna mengatasi beban berlebih pada sistem, PT Kereta Api Indonesia belum lama ini mengumumkan bahwa tiket mudik sudah bisa dipesan H-90 sebelum Lebaran, tepatnya Maret 2018.
Walau sudah diterapkan sistem pemesanan jauh-jauh hari seperti ini, mendapatkan tiket mudik bukan perkara mudah. Tingginya permintaan membuat persaingan untuk mendapatkannya seolah semakin ketat tiap tahunnya. Lantas bagaimana cara yang pas agar tidak sampai kehabisan tiket mudik untuk pulang ke kampung halaman?
1. Hindari memesan di detik-detik akhir
Jangan sampai menunggu hingga saat-saat terakhir sebelum memesan tiket. Jika memang takut lupa, siapkan reminder di smartphone maupun komputer. Berdasarkan fenomena yang terjadi di beberapa tahun terakhir, permintaan tiket mudik biasanya mengalami lonjakan tertinggi antara H-3 hingga H-1. Memesan tiket lebih dini selain membuat batin serasa lebih tenang, juga akan menghindarkan dari praktek percaloan.
2. Isi data diri
Belakangan ini hampir semua moda transportasi menawarkan sistem pembelian online bagi para pencari tiket. Namun sebelum itu biasanya para konsumen akan diminta melengkapi data diri seperti nama lengkap, alamat, dan nomor identitas.
Mengisi data semacam ini memakan cukup banyak waktu. Oleh karena itu buatlah akun pemesanan dan isi formulir data pribadi sedini mungkin. Hal ini akan memperbesar peluang untuk mendapatkan tiket mudik dan menghabiskan waktu bersama keluarga di kampung halaman.
3. Koneksi Internet
Bagi yang membeli tiket secara online, memiliki koneksi Internet yang stabil juga sangat penting. Selain mempermudah akses menuju laman resmi, koneksi yang mumpuni juga akan memastikan proses pemesanan berjalan lancar.
Tidak sedikit kasus di mana konsumen sudah berhasil memesan tiket yang diinginkan, namun akhirnya batal berangkat karena tidak kunjung sukses melakukan proses check-out karena koneksi Internet yang buruk. Pastikan kamu menggunakan sambungan Internet berkualitas sebelum memesan tiket. Jika memang perlu, pergilah ke tempat yang punya jaringan WiFi dengan koneksi optimal khusus untuk keperluan ini.
4. Metode pembayaran
Ada beberapa metode pembayaran yang biasa digunakan dalam sistem pembelian tiket online. Mulai dari transfer rekening, mobile banking, internet banking, hingga pembayaran dengan uang tunai di beberapa gerai minimarket. Biasanya masing-masing metode pembayaran tersebut memiliki batasan waktu khusus.
Jika sudah terlewati, tiket yang sudah dipesan bakal hangus dan kamu diharuskan memesan lagi. Karenanya, gunakan metode pembayaran paling cepat yang kamu miliki. Jika memang ada, disarankan menggunakan Internet banking atau kartu kredit, karena status pembayaran bisa langsung diperbarui secara instan.
5. Jangan mudah menyerah
Jika memang gagal mendapatkan tiket mudik di percobaan pertama, jangan muda menyerah. Biasanya informasi tiket tersisa akan kembali di-update di laman pemesanan dalam jangka waktu satu jam. Siapa tahu kamu bisa mendapatkan tiket yang sebelumnya sudah dipesan, namun hangus karena tak segera dilunasi. Lakukan refresh secara terus-menerus di laman pembelian tiket agar tak ketinggalan informasi terbaru.
6. Beli tiket yang lebih mahal
Jika memang segala upaya untuk membeli tiket mudik menemui kegagalan, maka mau tak mau kamu harus mulai mempertimbangkan membeli tiket perjalanan dengan harga yang lebih mahal. Tiket dengan harga lebih tinggi biasanya ditawarkan pada calon penumpang kereta api atau pesawat terbang yang kelas dan fasilitasnya jauh lebih lengkap. Namun peminatnya tidak terlalu banyak karena memang harganya yang tidak bisa dijangkau semua kalangan. Jika memang sudah tidak ada alternatif lain, solusi terakhir ini bisa dicoba.
Itulah beberapa tips dan trik yang bisa dicoba agar tidak sampai kehabisan tiket mudik lebaran 2018. Adakah di antara kalian yang sudah mulai merencanakan perjalanan pulang ke kampung halaman?
