Rayakan Pergantian Kaisar di Jepang dengan Libur 10 Hari, Tidak Semua Senang, Lho

Advertisement

Selalu ada hal menarik ketika membahas soal Jepang. Salah satu topik yang dibahas belakangan ini yakni pengunduran diri Kaisar Akihito di akhir bulan April mendatang. Saat pergantian kaisar, era baru kekaisaran Jepang berganti nama menjadi Reiwa yang sebelumnya bernama Heisei. Untuk merayakannya, pekerja Jepang akan diberi libur selama 10 hari.

Bukannya senang, beberapa dari mereka justru malah ada yang risau. Kira-kira kenapa ya? Simak informasinya ya.

Libur 10 Hari di Jepang

Reiwa, Era baru Jepang via Instagram/sz

Libur panjang selama 10 hari yang dimulai dari tanggal 27 April hingga 6 Mei mendatang merupakan pertama kalinya terjadi di Jepang. Hal tersebut merupakan sebuah bentuk penghormatan atas turunnya Kaisar Akihito dan naiknya Pangeran Naruhito. Libur panjang ini juga merupakan gabungan dari turunnya takhta kaisar dan perayaan pekan emas (Golden Week).

Turunnya Takhta Kaisar Akihito

Akihito dan Michiko, via Instagram/cocohousellc

Kaisar Akihito sendiri merupakan kaisar pertama yang turun tahta sejak 200 tahun terakhir, dan akan dilaksanakan pada akhir April 2019 mendatang. Negeri sakura tersebut juga mengungkapkan nama era baru yang mengantarakan kaisar dalam Takhta Bunga Krisan yaitu bernama Reiwa.

Bagi orang Jepang, pergantian era merupakan sebuah peristiwa besar yang ditandai dengan edisi surat kabar khusus, acara kaligrafi, juga perayaan publik. Menarik, ya.

Ada yang Merasa Nggak Senang

Ada yang merasa nggak senang, via Instagram/limtratista

Walau sebagian dari pekerja Jepang memesan tiket kapal pesiar dan berlibur ke luar negeri, beberapa di antaranya malah ada yang merasa nggak bahagia. Asahi Shimbun (perusahaan surat kabar) mengadakan survei dan dari hasilnya terlihat bahwa 45 persen dari orang Jepang merasa tidak bahagia soal liburan panjang. Sedangkan sisanya mengatakan kalau mereka merasa bahagia.

Berbagai Alasan yang Dilontarkan

Libur 10 hari di Jepang, via Instagram/limtratista

Seperti yang diberitakan di beberapa media, pekerja yang tidak senang mengenai adanya libur tersebut malah merasa cemas. Terutama bagi orang tua yang bekerja di sektor jasa karena taman bermain, tempat penitipan anak, semuanya tutup. Seorang pegawai finansial bernama Seishu Sato juga mengukapkan ia tidak tahu bagaimana cara menghabiskan liburannya.

Jika Sato memutuskan berlibur, maka sejumlah tempat wisata akan ramai dengan pengunjung lain. Ia pun berencana untuk tinggal di rumah orang tuanya selama liburan.

Bagaimana menurut Teman Traveler mengenai libur 10 hari di Jepang yang kontroversial ini? Yang terpenting, jika kalian datang ke negeri sakura jangan lupa untuk kunjungi keunikan wisata Jepang dan kulinernya ya!

Advertisement
Tags
Share