Pulau Saparua, Paduan Wisata Sejarah dan Alam di Timur Indonesia

Advertisement

Kawasan timur Indonesia tak perlu diragukan keindahannya. Pesona alam yang begitu elok jadi salah satu daya tarik sekaligus nilai jual berharga. Sayangnya, minimnya informasi membuat orang biasanya segan untuk datang. Bahkan tak jarang ada yang belum pernah mendengar sama sekali soal beberapa destinasi indah di kawasan timur. Salah satu wisata Indonesia timur yang patut dikunjungi adalah Pulau Saparua di Maluku Tengah.

Bagi sebagian orang namanya mungkin terdengar asing, padahal pulau ini menyimpan sejuta pesona keindahan alam dan kisah sejarah menarik. Yuk, baca ulasan lengkapnya.

Menuju Pulau Saparua

Pulau Molana, bagian dari wilayah Saparua (c) Helga Christina/Travelingyuk

Pulau Sarapua berada tak jauh dari Ambon. Hanya butuh satu jam perjalanan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Tulehu. Moda transportasi ini berangkat tiap hari pukul 08.00, dengan tarif Rp65.000. 

Sementara untuk mengelilingi Saparua, akan lebih baik jika Teman Traveler menggunakan kendaraan sendiri. Kalian bisa menyewa motor atau mobil pada penduduk setempat. Hal ini akan membuat perjalanan kalian jauh lebih efisien.

Pantai Kulur dan Pulau Molana

(c) Helga Christina/Travelingyuk

Pulau Saparua menyimpan beragam kecantikan alam lewat panorama sekitar dan pemandangan bawah lautnya. Pantai-pantai di sini memiliki air jernih dan tenang. Deretan terumbu karang tersimpan di dasar laut, bebas dari eksploitasi atau gangguan tangan-tangan jahil.

Salah satu keindahan tersebut bisa kalian temui di Pantai Kulur, yang masih masuk wilayah Saparua. Di sini juga merupakan salah satu spot terbaik melihat sunset di Pulau Saparua.

Kalian juga bisa berkunjung ke Pulau Molana, yang masih jadi bagian dari Saparua. Pulau mungil nan eksotis masih jarang dikunjungi wisatawan, memberikan sensasi bagai berada di pulau pribadi. Suasana sunyi plus air yang sangat jernih menjadi nilai tambah bagi Molana. Untuk menuju sini, kalian cukup menempuh penyebrangan selama 45 menit.

Benteng Durstede

Benteng Durstede (c) Helga Christina/Travelingyuk

Pulau Saparua ini juga menyimpan beragam kisah sejarah dari zaman penjajahan. Jejaknya bisa ditemukan di Benteng Duurstede, yang konon dibangun bangsa Portugis pada 1676.

Suasana di dalam benteng (c) Helga Christina/Travelingyuk

Bangunan megah ini berada di pinggir laut dan merupakan salah satu spot terbaik untuk melihat sunset. Pengunjung bebas memasuki kawasan banteng, sekaligus bernostalgia dengan suasana zaman dulu.

pemandangan dari atas menara

Patung Pattimura

Patung Pattimura (c) Helga Christina/Travelingyuk

Tepat di seberang benteng, terdapat patung Pattimura berukuran besar, yang sekaligus berfungsi sebagai menara. Teman Traveler bisa naik hingga bagian puncak menara, namun harus hati-hati karena ada beberapa bagian kayu yang sudah terlepas. Dari atas kalian bisa melihat kemegahan Benteng Duurstede dan pemandangan pantai.

Rumah Pribadi Sang Pahlawan

Kediaman Pattimura (c) Helga Christina/Travelingyuk

Tak jauh dari menara tersebut, Teman Traveler bisa mengunjungi rumah kediaman Pattimura. Hingga kini, bentuk bangunan dan kondisi di dalam masih dipertahankan seperti aslinya. Wisata Malaku yang bersejarah ini dikelola keluarga Sang Pahlawan dan terbuka untuk umum.

Koleksi parang dan baju Pattimura (c) Helga Christina/Travelingyuk

Merinding rasanya ketika saya melihat koleksi koleksi baju serta parang yang digunakan untuk melawan penjajah. Selain itu masih ada beberapa foto dan arsip-arsip penting Pattimura dari zaman perjuangan. Ada sedikit rasa haru ketika melihat jejak perjuangan bangsa Indonesia di wisata sejarah ini.

Itulah sedikit ulasan mengenai beberapa pesona indah dan hal menarik yang bisa Teman Traveler lakukan di Pulau Saparua. Selain jalan-jalan dan bermain di sekitar pantai, kamu juga bisa belajar beberapa hal soal sejarah Indonesia. Bagaimana, tertarik berkunjung ke Saparua?

Advertisement
Tags
kontributor Maluku pulau saparua Travelingyuk wisata maluku
Share