Politikus Indonesia Bercanda Bom, Kini Terancam Penjara

Advertisement

Politikus seharusnya memberikan contoh bagus untuk rakyat, namun apa yang terjadi belum lama ini justru memalukan. Di sela-sela pemeriksaan bandara, dua politikus Indonesia bercanda bom dan akhirnya memancing kegusaran petugas. Kasus ini akhirnya jadi viral dan menyedot perhatian masyarakat.

Dua orang anggota Partai Gerindra dan Partai Hanura tersebut seolah kurang peka dengan kondisi Tanah Air. Sebagaimana diketahui, Indonesia belakangan diguncang teror bom di beberapa daerah. Lantas seperti apa kronologis kasus dua politikus Indonesia bercanda bom? Berikut penjelasannya.

Berawal dari Perjalanan Menuju Jakarta

Ilustrasi barang di bandara
Ilustrasi barang di bandara via Instagram yohanes_sugiarto_susanto

Rabu (24/5) sore, Basuki Rahmad dan Nauval Badrim sedang bersiap menumpang pesawat Garuda GA 265 tujuan Jakarta dari Banyuwangi. Semuanya berjalan seperti biasa, hingga keduanya menjalani pemeriksaan oleh Avsec alias petugas keamanan bandara.

Dituturkan Kapolsek Rogojampi Kompol Suhariono, sebagaimana dilansir dari ANTARA, salah satu di antara Basuki dan Nauval menyampaikan pada petugas Avsec bahwa tas rekannya berisi bom.

Terus Bicara Soal Bom

Ilustrasi kabin pesawat
Ilustrasi kabin pesawat via Instagram pebrilusihandayani

Ancaman bom bukan sesuatu yang main-main. Petugas Avsec lantas menanggapi selorohan tersebut dengan serius. Namun setelah ditanya sebanyak tiga kali, Rahmat masih ngotot bahwa di dalam tasnya terdapat bahan peledak.

Tak hanya itu, Nauval, yang sudah lebih dulu lolos pemeriksaan, terus berkoar-koar soal bom dalam perjalanan menuju kabin pesawat. Ia berceloteh soal tas rekannya yang berisi bom atau sejenis bahan peledak.

Ocehan Nauval dan Rahmat tersebut lantas sampai ke telinga seorang pramugari. Ia lantas menyampaikannya pada pilot. Sang kapten lantas mengambil keputusan takkan terbang sebelum dua penumpang itu diturunkan.

Dipaksa Turun dari Pesawat

Ilustrasi deretan pesawat
Ilustrasi deretan pesawat via Instagram randy.nangin

Demi menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang lain, staff maskapai lainnya pun akhirnya sepakat menurunkan paksa Nauval dan Rahmat. Kedua anggota DPRD Banyuwangi tersebut batal berangkat ke Jakarta setelah berkoar soal bahan peledak di dalam tas.

Mereka lantas diantar ke Kantor Angkasa Pura di Bandara Banyuwangi. Di sana petugas setempat melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan dan hasilnya nihil. Tidak ditemukan benda mencurigakan atau bom seperti yang ditakutkan sebelumnya.

Mengancam Petugas

Ilustrasi petugas bandara
Ilustrasi petugas bandara via Instagram gerryorind

Nauval dan Rahmat sepertinya belum menyadari kesalahan yang mereka lakukan. Dua politisi tersebut justru marah ketika diperingatkan bahwa bercanda soal bom adalah sesuatu yang serius. Mereka bahkan sempat melontarkan ancaman pada petugas bandara.

Tak mau ambil pusing, pihak Angkasa Pura Banyuwangi lantas menyerahkan Nauval dan Rahmat pada pihak Kepolisian. Mereka lantas diamankan usai terbukti mengaku membawa bahan peledak berupa bom saat melalui pemeriksaan di check point 2 Bandara Banyuwangi.

Terancam Dibui

Ilustrasi tahanan
Ilustrasi tahanan via Pixabay

Polsek Rogojampi, Banyuwangi terus melakukan pengembangan penyelidikan atas kasus yang menimpa Nauval dan Rahmat. Laporan terakhir menyebutkan sejauh ini tahapannya baru sebatas penerbitan laporan dan pemeriksaan saksi-saksi.

Andai memang terbukti bersalah, dua politikus tersebut bisa terancam hukuman penjara maksimal satu tahun. Hal ini sudah diatur dalam Pasal 437 ayat (1) pasal 344 huruf e UU RI No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

Itulah kronologis singkat soal kasus dua politikus Indonesia bercanda bom. Jangan sampai ditiru para traveler, kecuali ingin merasakan dinginnya tembok penjara.

Advertisement
Tags
Indonesia Wisata
Share