Indahnya Masjid An-Nur Celaket, Tertua Kedua di Malang

Advertisement

Ramadan adalah bulan penuh berkah. Di momen seperti ini, masjid biasanya sedikit lebih padat, dipenuhi umat muslim yang mencari amal dan ridho-Nya. Uniknya, belakangan ada beberapa masjid yang juga dijadikan tempat wisata religi. Masjid An-Nur Claket di Malang contohnya.

Masjid tertua kedua di Malang ini punya sederet keiistimewaan yang membuatnya layak disambangi Teman Traveler. Apa saja? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Tertua Kedua di Malang

Masjid An-Nur Claket tengah direnovasi (c) Erny Kusumawati/Travelingyuk

Meski berada di tengah perkampungan padat, bukan berarti Masjid An-Nur tak rajin berbenah. Bangunan ibadah ini terus berkembang, termasuk dari sisi arsitekturnya.

Suaeb, takmir masjid, mengatakan bahwa masjid ini dulunya hanya merupakan mushola kecil. Didirikan pada 1911, ia juga mengklaim An-Nur sebagai masjid tertua kedua di Malang.

“Insha Allah masjid tertua kedua setelah Masjid Agung Jamik Malang,” tuturnya saat saya temui.

Gabungan Tiga Budaya

Perpaduan tiga budaya Jawa, Arab dan Eropa (c) Erny Kusumawati/Travelingyuk

Seperti disebutkan sebelumnya, masjid ini memiliki gaya arsitektur unik. Penggabungan tiga style atau budaya berbeda. Ada unsur klasik Jawa, Arab, serta sedikit Eropa. Menarik ya, Teman Traveler?

Pintu masuk dari gebyok (c) Erny Kusumawati/Travelingyuk

Unsur Jawa tampak dari gebyok yang totalnya mencapai 14 buah di dalam bangunan masjid. Gebyok sendiri adalah ukiran kayu jati dengan bentuk beragam, bisa berupa dinding, pintu, maupun jendela. Tambahan unsur ini membuat suasana di dalam masjid terasa sangat adem dan nyaman.

Pilar masjid bermozaik (c) Erny Kusumawati/Travelingyuk

Kubah dan menara masjidnya mewakili unsur Arab, sementara interiornya mendapat sedikit sentuhan gaya Eropa. Pilar-pilar raksasa di dalam masjid didatangkan langsung dari Tiongkok. Semuanya merupakan hasil pemikiran seorang arsitek bernama Irzam Fahrozi.

Dibangun Sampai 100 Tahun ke Depan

Jendela dan tempat Al Quran dari ukir kayu jati pilihan (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Saat tulisan ini dibuat, masjid yang berlokasi di Jalan Jaksa Agung Soeprapto II ini masih direnovasi. Menurut Suaeb, rencana pembangunan dan renovasi sudah disiapkan untuk 100 tahun mendatang. Sengaja dibuat demikian agar selama seabad berikutnya tidak ada pengembangan lebih lanjut.

Dinding gebyok (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Memasuki bulan suci Ramadan, Masjid An-Nur kerap jadi jujugan para musafir. Baik berasal dari Malang maupun luar Kota Bunga.

“Bahkan ada wisatawan asing dari beberapa negara seperti Amerika dan Inggris yang mampir untuk melihat arsitektur masjid yang unik kata mereka,” jelas Suaeb.

Teras masjid (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Dibanding rumah penduduk di sekitarnya, bangunan masjid ini memang kelihatan mencolok. Catnya didominasi warna kuning dan hijau, terdiri dari dua lantai, dan berada di pinggir jalan tanpa pagar. Terbuka bagi siapapun yang ingin beribadah atau sekedar menikmati suasana adem.

Bagaimana Teman Traveler, ingin coba berwisata religi sambil kunjungi destinasi bernuansa religi ini? Langsung saja meluncur ke Jalan Jaksa Agung Soeprapto II. Jangan lupa mampir jika kalian sedang jalan-jalan di sekitaran Malang.

Advertisement
Tags
kontributor Malang Travelingyuk wisata malang
Share