Kopi Alas, Minuman Maknyus dari Lereng Gunung Wilis

Advertisement

Beberapa daerah di Indonesia memiliki kopi khas dengan citarasa unik. Seperti Kopi Gayo, Kintamani dan masih banyak lagi. Nah, di Kabupaten Kediri, tepatnya di lereng Gunung Wilis juga menghasilkan biji kopi bernama Kopi Alas. Bagi Teman Traveler yang penasaran, bisa simak ulasan di bawah ini, ya.

Sejarah Singkat Terciptanya Kopi

kopi alas
Pak Sudiro sebagai pemilik usaha kopi (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Usaha kopi ini sudah berdiri sejak tahun 2009 yang dicetuskan oleh Pak Sudiro. Ia memulai usaha ini, lantaran kecintaannya terhadap kopi lokal. Ia terus mencoba melakukan percobaan, terutama untuk pupuk yang digunakan. Akhirnya, dirinya memutuskan memakai kotoran kambing karena memiliki banyak keunggulan.

Kemasan Kopi Ayu Putri Wilis (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Melalui usahanya ini, Pak Sudiro sudah menghasilkan dua kopi. Yakni Robusta dan Arabika. Kemudian disusul dengan jenis Kopi Lanang dan Kopi Lanang Luwak yang kini banyak dicari. Nah, Kopi Lanang dan Kopi Lanang Luwak ternyata mempunyai perbedaan yang cukup signifikan.

Untuk Kopi Lanang merupakan hasil dari biji kopi yang penyerbukannya kurang sempurna. Sedangkan Kopi Lanang Luwak adalah jenis Kopi Lanang yang telah difermentasi secara alami oleh luwak.

Lokasi Penghasil Kopi

kopi alas
Gapura menuju lokasi pengolaha kopi (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Meskipun Gunung Wilis terletak di beberapa daerah di Jawa Timur, kopi yang bernama asli Kopi Ayu Putri Wilis ini lebih banyak ditemukan di Kabupaten Kediri. Tepatnya di area wisata Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Untuk pengolahannya, dilakukan pada rumah-rumah penduduk yang dikerjakan secara semi tradisional.

kopi alas
Papan nama rumah produksi (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Akses Menuju Lokasi

Kopi bubuk (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Untuk menuju ke tempat pengolahan kopi, cukup mudah nih Teman Traveler. Dari pusat kota Kediri, kalian bisa mengambil arah Pasar Mojo. Sekitar 1 Km dari Pasar Mojo, ada pertigaan dengan papan rambu petunjuk, lalu ambil arah kanan. Ikuti jalan itu dan lurus ke barat hingga sekitar 15 Km.

Biji kopi roasting (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Setelah melewati SD Jugo 3, kalian bisa bertanya kepada warga. Ini dikarenakan rumah produksi masih turun ke bawah dari jalan raya. Tapi, kalian tak perlu khawatir untuk kondisi jalannya, lantaran sudah beraspal. Namun Teman Traveler disarankan untuk tetap hati-hati karena banyak tanjakan dan jalan berkelok.

Rasa dan Harga Kopi

Kopi yang sudah diseduh (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Masalah rasa, ternyata Kopi Lanang dan Kopi Lanang Luwak sangat jauh berbeda. Saat diseduh, Kopi Lanang memiliki warna agak kekuningan dan aromanya manis segar, rasanya kuat. Untuk Kopi Lanang luwak memiliki warna hitam jernih dan sesekali tercium aroma madu yang sangat pekat. 

Kopi yang dihasikkan oleh rumah produksi ini memiliki harga bervariasi, tergantung jenis dan beratnya. Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Selain menjual di rumah produksi, Pak Diro juga menjualnya secara online melalui media sosial.

Itulah Kopi Alas yang berasal dari lereng Gunung Wilis. Untuk kenikmatannya, pasti tidak kalah dengan kopi populer yang lainnya. Jadi, apa kalian ingin mencicipinya?

Advertisement
Tags
Indonesia Jawa Timur Kabupaten Kediri kontributor Kopi Alas kuliner
Share