Cengkir Heritage Resto and Coffee, Nuansa Ndeso Tak Jauh dari Pusat Kota

Advertisement

Rumah makan dengan nuansa pedesaan belakangan digandrungi penikmat kuliner Jogja. Tak hanya interior tempoe doeloe, deretan resto tersebut juga menawarkan menu rumahan ala Jawa. Begitu pula dengan Cengkir Heritage Resto and Coffee, tempat makan yang sudah berdiri sejak tiga tahun lalu.

Tawarkan nuansa jadul (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Penasaran dengan sensasi makan ala pedesaan di Cengkir? Yuk, simak pengalaman saya kala bersantap siang di sini, Teman Traveler.

Bagai Kembali ke Kampung Halaman

Sajian tradisional nan menggoda (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Rumah makan di Jalan Sumberan II no 4, Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Jogjakarta ini buka mulai pukul 07.00-24.00. Dengan luas tanah kurang lebih enam ribu meter persegi, Cengkir sanggup menampung banyak pelanggan.

Bangunan ala Rumah Joglo (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Kursi yang disediakan lumayan banyak. Parkirannya cukup luas hingga bisa dimasuki bus pariwisata. Sangat cocok dijadikan tempat singgah bersama rombongan ketika ingin mengisi perut di tengah perjalanan.

Joglo sebagai ruang makan utama (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Mengusung tema pedesaan, Cengkir Heritage Resto and Coffee memanfaatkan bangunan joglo sebagai ruang makan utama. Nuansa tradisional semakin terasa dengan hadirnya beragam menu masakan ala pedesaan. Hal ini menghadirkan suasana hangat pada pengunjung, terutama saya, yang kadang merasa rindu kampung halaman.

Manjakan Perut Sekaligus Cari Ketenangan

Setiap sudut pancarkan nuansa ndeso (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Menu-menu makanan dan minuman di Cengkir Heritage Resto and Coffee cukup beragam. Pastinya ndeso banget. Beberapa di antaranya mungkin tak lazim bagi para millenials karena jarang ditemukan di perkotaan.

Teman Traveler bisa pilih dua macam nasi, putih dan merah. Menu sayur yang tersedia antara lain lodeh jantung pisang, tumis labu siam, dan sop. Sementara untuk lauknya, kalian bisa memilih tempe lombok ijo, tempe goreng, bakwan, telor dadar, ayam goreng, maupun mangut lele.

Aneka menu ala ndeso (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Menurut salah satu karyawan, menu yang jadi primadona di sini adalah lompong. Sayuran tradisional tersebut terbuat dari batang daun talas, diolah dengan cermat hingga hasilkan cita rasa enak dan gurih. Sama sekali tak terasa gatal di lidah.

Agar lebih sedap, Teman Traveler bisa tambahkan sambal bawang maupun sambal terasi. Kurang pedas? Jangan khawatir, kalian bisa tambahkan cabai sesuai selera dan mengulek sendiri sambalnya.

Varian menu minumannya juga tak kalah ndeso, sebut saja wedang uwuh, jahe, kunyit asam, beras kencur, kopi cengkir, bir pletok cengkir, lemon tea, dan masih banyak lagi.

Aneka pilihan menu tradisional (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Sedang tak berselera menyantap makanan berat? Tenang, Teman Traveler bisa menikmati snack seperti pisang goreng, jadah bakar, dan tempe mendoan. Semuanya enak dan tidak mengecewakan.

Cengkir Heritage Resto and Coffee juga menawarkan suasana tenang, bebas dari hiruk pikuk Jogja. Apalagi jika Teman Traveler memilih duduk di bagian belakang, kalian bakal dimanjakan suara gemericik aliran sungai, katak, serta jangkrik. Benar-benar membuat rileks. Hati tenang, perut kenyang.

Wangi Nasi Masak Tungku, Terbayang Hingga Pulang

Usung tema klasik (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Satu lagi keunikan Cengkir adalah nasinya dimasak menggunakan dandang, periuk nasi jadul. Nasi setengah matang dikukus dengan memanfaatkan panas dari tungku kayu bakar. Selain wangi, tekstur nasi jadi sangat pulen.

Saya sendiri sudah lama tak merasakan nasi senikmat di Cengkir, lantaran terbiasa menyantap nasi yang dimasak menggunakan penanak modern. Jika tak ingat berat badan, mungkin saya bisa berkali-kali menambah nasi.

Konsep ndeso makin terasa karena pengelola menggunakan alat saji yang terbuat dari tanah liat. Dijamin Teman Traveler bakal kangen suasana tenang ala kampung halaman.

Usung Tema Klasik, Tempat Super Asyik

Joglo yang bisa dijadikan tempat pertemuan (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Tak hanya makanan, interior di resto ini juga mengusung konsep ndeso. Sekilas dari luar tampak seperti rumah makan desa nan elegan. Terdapat dua joglo besar, masing-masing untuk mengambil makanan dan melakukan transaksi pembayaran.

Di sini Teman Traveler bisa menemukan deretan meja dan kursi untuk menikmati makanan. Bagian tengahnya dihiasi ornamen gamelan dan dekorasi lawas seperti TV jadul serta gelas-gelas estetik klasik.

Berjalan ke bagian belakang, Teman Traveler akan menemukan tempat yang cukup terbuka dan luas. Sama sekali tak ada penghalang tembok hingga pengunjung bisa menikmati keasrian taman sekitar secara maksimal. Area ini juga memiliki air terjun kecil. Saya sendiri tak sempat melihat karena kala itu cuaca sedang tak bersahabat.

Salah satu sudut resto (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Sementara itu, joglo kedua sepenuhnya diisi meja dan kursi. Ruangan ini cukup besar, bisa digunakan sebagai tempat gathering maupun pertemuan. Beberapa waktu lalu, Sandiaga Uno, Joko Widodo, dan Maruf Amin sempat mengadakan kampanye di sini.

Bicara mengenai fasilitas, Cengkir Heritage Resto and Coffee sudah sangat lengkap. Toilet dan tempat untuk cuci tangan sudah tersedia di beberapa titik sehingga tidak perlu mengantri. Selain itu masih ada mushala, parkiran luas, dan beberapa spot foto Instagenic.

Harga makanan yang diusung Cengkir cukup normal, berkisar mulai Rp1.000 hingga Rp20.000. Mengusung konsep prasmanan, Teman Traveler bebas memilih makanan yang diinginkan.

Dekorasi dengan nuansa ndeso (c) Annyta Sumarya/Travelingyuk

Sistem pelayanan dan pembayaran di sini benar-benar sudah terkonsep dengan sangat baik. Pengunjung takkan mengantre lama hanya untuk mengecek makanan dan membayar tagihan. Teman Traveler bakal didampingi seorang karyawan untuk mencatat pesanan, sebelum kemudian semuanya diproses di kasir.

Jadi Teman Traveler, Cengkir bisa jadi tempat tempat singgah untuk sekedar mengisi perut dan menenangkan hati. Yuk, segera mampir ke sini dan nikmati akhir pekan!

Advertisement
Tags
cangkir heritage resto Jogja kontributor kuliner Jogja Travelingyuk
Share