Alasan Dibalik Aturan Aturan Naik Pesawat yang Disampaikan Pramugari

Advertisement

Buat Teman Traveler yang kerap naik pesawat, pastilah pernah diingatkan oleh pramugari untuk membuka penutup jendela saat take off atau landing, mengenakan sabuk pengaman, ataupun menegakkan sandaran kursi. Imbauan atau aturan naik pesawat tersebut memang bagian dari prosedur standar keselamatan penerbangan.

Alasan utamanya adalah untuk keselamatan, sebanyak 90% kecelakaan terjadi saat take off ataupun juga landing. Dan 90% kecelakaan terjadi di 8 menit setelah take off dan tiga menit sebelum landing yang disebut dengan critical eleven. Maka dari itulah, perlu dipahami dan diikuti arahan dari pramugari. Dan Travelingyuk kali ini akan aturan-aturan tersebut dan apa dampaknya jika tidak dilakukan.

Penutup Penutup Jendela Dibuka Saat Take Off atau Landing

Penutup jendela dibuka, Via Shutterstock
Penutup jendela dibuka, Via Shutterstock

Tujuannya membuka penutup jendela pesawat adalah mempersiapkan jika terjadi kondisi darurat. Gunannya, hal ini untuk memantau kondisi luar. Misalnya saja jika terjadi kebakaran sayap pesawat, saat pilot ataupun pramugari tidak melihat, penumpang bisa melihat dan menginformasikan kepada kru. Atau jika ada kendala lainnya seperti sayap pesawat beku saat penerbangan ke Eropa, akan lebih mudah ditangani jika diketahui sebelumnya. Saat kondisi kritis, 1 detik pun akan sangat berharga. Aturan naik pesawat ini sepele, namun bukan berarti boleh diabaikan.

Kursi Pesawat Harus Tegak Saat Take Off atau Landing

Kursi pesawat harus tegak, Via Shutterstock
Kursi pesawat harus tegak, Via Shutterstock

Aturan naik pesawat selanjutnya adalah mengenai posisi tempat duduk. Dilansir dari Travel+Leisure, Federal Aviation Administration (FAA) menjelaskan jika posisi kursi yang tegak dan meja yang dilipat bisa meminimalisir cedera pada penumpang. Jika kursi tidak berada pada posisi tegak sempurna, penumpang akan kesulitan saat akan keluar atau menyelamatkan diri saat terjadi guncangan. Meja yang terbuka menyulitkan upaya penyelamatan diri. Kursi yang menjorok ke bagian belakang akan menyulitkan penumpang lainnya yang duduk di belakangnya. Bisa-bisa penumpang di belakangmu bisa terjebak.

Lampu Diredupkan Saat Malam Hari

Lampu diredupkan saat malam hari, Via Shutterstock
Lampu diredupkan saat malam hari, Via Shutterstock

Buat Teman Traveler yang juga bertanya-tanya kenapa saat malam hari lampu diredupkan. Alasan memang sama yakni untuk keselamatan. Karena memang prosedur penyelamatan 90 detik semua penumpang harus keluar dan tidak boleh ada waktu yang terbuang sia-sia. Mata terbiasa melihat terang dan jika lampu pesawat tiba-tiba mati, membutuhkan waktu beberapa saat supaya bisa beradaptasi dengan pencahayaan. Karena hal itulah, lampu sengaja diredupkan supaya mata tidak perlu adaptasi lagi saat ada emergency landing.

Ponsel Harus Dimatikan Saat di Atas Pesawat

Ponsel dimatikan, Via Shutterstock
Ponsel dimatikan, Via Shutterstock

Semua orang mungkin sudah tahu peraturan untuk mematikan ponsel di dalam pesawat, terutama saat take off atau landing. Flight mode atau lebih baik dimatikan ini akan membuat fungsi gadget sebagai penerima radio dinon-aktifkan. Dan untuk diketahui, sinyal penerima radio dalam ponsel bisa mengganggu perangkat elektronik pesawat yang sangat sensitif. Jika dibiarkan akan mengganggu proses penerbangan nanti.

Jadi Teman Traveler, dengan alasan keamanan kamu perlu untuk mematuhi segara instruksi yang diberikan oleh kru pesawat, baik itu pramugari ataupun juga pilot. Jangan sampai karena tidak mengindahkan peraturan dari kru, keselamatan jadi taruhannya.

Advertisement
Tags
aturan naik pesawat Indonesia tips dan inspirasi
Share