Sambangi Perpustakaan Nasional, Kenali Literasi Indonesia Lebih Dekat

Wisata di Jakarta tak melulu hanya Ancol, Taman Mini, atau Monas. Masih banyak wisata anti mainstream yang bisa Teman Traveler kunjungi. Salah satunya adalah Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Jalan Merdeka Selatan No.11 Jakarta Pusat. Berada dekat Monas, di sini kalian bisa mengenal lebih dekat sejarah dan perkembangan literasi Indonesia.

Terdiri dari 24 Lantai

Sebelum masuk ke Perpusnas (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Bagi Teman Traveler yang belum tahu, Perpustakaan Nasional dulunya cuma terdiri dari tiga lantai. Namun sejak renovasi besar-besaran di era Presiden Joko Widodo pada September 2017, gedungnya kini menjulang setinggi 126,3 meter dan terdiri dari 24 lantai. Kemegahannya bisa langsung kalian saksikan dari tepi Jalan Merdeka Selatan.

Gedung setelah direnovasi (c) Intan Deviana/Travelingyuk
Informasi layanan tiap lantai (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Setiap lantai mempunyai unit pelayanan masing-masing. Ada papan petunjuk di salah satu sudut gedung berisi informasi terkait hal tersebut. Jika Teman Traveler masih bingung, kalian bisa bertanya pada Duta Perpustakaan yang berjaga di lantai dasar.

Terbuka Gratis untuk Umum

Lobi yang nyaman (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Sebagai fasilitas umum, masuk Perpusnas sama sekali tidak dipungut biaya. Teman Traveler cukup kenakan pakaian sopan dan menjaga attitude selama berada di sini. Kalian bisa mampir tiap hari, mulai pukul 08.30 18.00. Khusus Sabtu dan Minggu, perpus beroperasi antara pukul 09.00-16.00. Oh ya, tempat ini tutup saat Hari Libur Nasional ya.

Sarat Informasi tentang Literasi Indonesia

Sudut Ruang Aksara (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Sebelum Teman Traveler masuk ke gedung utama, setelah pintu masuk kalian bakal disuguhi informasi lengkap seputar perkembangan literasi di Indonesia. Semua dikemas dalam empat ruangan berbeda, yakni Aksara, Perpustakaan, Media, dan Ruang Peristiwa Membaca.

Daluwang, bahan media tulis asli Indonesia (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Semuanya sajikan informasi seputar sejarah perkembangan tulisan, gambaran fungsi perpustakaan, perkembangan bahan baku kertas, dan aktivitas membaca dari zaman ke zaman. Supaya tidak membosankan, deretan pengetahuan penting tersebut disajikan lewat media film dokumenter, video mapping, foto, dan sampel benda. Salah satunya adalah bahan baku pembuatan kertas zaman dulu.

Ruang Peristiwa Membaca (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Bagi saya pribadi, informasi seperti ini sangat penting dan menarik. Dikemas dengan cara unik, pengunjung jadi bisa lebih antusias untuk mengetahui sejarah literasi di Indonesia.

Menikmati Berbagai Fasilitas di Perpusnas

Rak buku raksasa (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Setelah melewati keempat ruangan tersebut, Teman Traveler bisa langsung menuju ke gedung utama Perpusnas. Rak buku super besar dan tinggi akan menyambut kalian di sana. Deretan buku tersebut hanya sebagian dari koleksi di Perpusnas yang konon jumlahnya mencapai 2,6 juta lebih. Wow!

Display globe yang bisa berputar (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Dari sini Teman Traveler bisa langsung pilih hendak naik ke lantai berapa. Sebelumnya jangan lupa titipkan tas/ransel di tempat semestinya. Nanti kalian akan mendapatkan plastic bag untuk meletakkan barang-barang pribadi yang tak bisa ditinggal.

Layanan Koleksi Anak

Layanan Koleksi Anak (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Berhubung saya membawa balita, saya memutuskan langsung menuju lantai tujuh, tempat Layanan Koleksi Anak plus Lansia dan Disabilitas. Saya akui di sini tempatnya sangat nyaman. Ruang membaca didesain sangat ramah anak, dengan ratusan koleksi buku bacaan. Selain itu, ada fasilitas komputer yang bisa digunakan sepuasnya.

Colorful (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Lantaran datang saat weekday, suasana di sini terbilang cukup sepi. Anak jadi bisa lebih maksimal menggunakan fasilitas tanpa terganggu keramaian pengunjung lain.

Bagaimana Teman Traveler, tertarik berkunjung ke Perpustakaan Nasional? Sedikit tips, agar lebih puas menikmati seluruh layanan dan fasilitas, kalian bisa datang sepagi mungkin. Jika sudah lapar, tenang saja. Ada kantin kok di sini. Selamat liburan!