Monumen Jalesveva Jayamahe, Si Gagah Penjaga Lautan Surabaya

Jika pernah melintasi Jembatan Suramadu, Teman Traveler bakal melihat sosok gagah dengan seragam militer memandang ke arah lautan. Yap, sosok yang dimaksud tak lain adalah patung raksasa bernama Monumen Jalesveva Jayamahe. Struktur ini ternyata punya sejarah panjang dan menarik lho. Yuk, simak ulasannya.

Karya Pematung Bali

Plakat peresmian monumen (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Monumen Jalesveva Jayamahe merupakan hasil karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Tingginya mencapai 30,6 meter dan tampak begitu gagah, bahkan ketika dilihat dari kejauhan sekalipun.

Pembangunannya memakan waktu sekitar enam tahun, diprakarsai oleh Laksamana TNI Muhammad Arifin. Peresmiannya sendiri dilakukan pada 5 Desember 1996. Hingga kini monumen ini telah menjadi salah landmark penting di sekitar Surabaya.

Melewati Pemeriksaan Ketat

Bagian depan monumen (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Beda dengan monumen lain, masuk ke sini Teman Traveler harus melewati pemeriksaan lumayan ketat. Mulai dari barang bawaan, identitas, serta tujuan kunjungan, semuanya diperiksa secara detail. Bahkan tidak mungkin ada pengunjung yang tidak lolos pemeriksaan dan gagal masuk lho.

Hal ini wajar saja, mengingat Monumen Jalesveva Jayamahe berada di komplek pangkalan militer TNI Angkatan Laut. Saya sendiri harus menunggu berjam-jam sebelum akhirnya bisa masuk ke sini. Tak ada transportasi yang diizinkan masuk kecuali bus pariwisata.

Menjelajah Monumen

Gong Kiai Tentrem (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Nama Jalesveva Jayamahe diambil dari motto angkatan laut, yang artinya ‘Di laut kita jaya’. Ketika saya sampai di sekitar monumen, nampak rombongan pelajar sedang asyik menjelajah kawasan sekitar. Sebelumnya saya sempat melihat Kian Tentrem, gong raksasa dari kuningan seberat 2,2 ton dengan diameter mencapai lima meter.

Bangunannya berbentuk bundar (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Begitu menjelajah bangunan utama yang berbentuk bundar, Teman Traveler akan mendapati ruangan khusus yang didedikasikan sebagai museum TNI Angkatan Laut. Permukaan dinding museum ini dihiasi sejumlah diorama yang menggambarkan sejarah perjuangan di lautan Indonesia. Ada pula sejumlah miniatur yang digunakan TNI Angkatan Laut.

Bagian dalam museum (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk
Bagian dalam museum (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Usai puas melihat bagian dalam museum, saya lantas menapakkan kaki di anak tangga menuju kaki patung. Tak berapa lama, segarnya angin laut langsung menerpa wajah saya. Kebetulan kala itu langit tengah cerah. Dari kejauhan Jembatan Suramadu tampak begitu anggun. Saya juga dimanjakan pemandangan epik deretan kapal TNI Angkatan Laut berjejer rapi di sepanjang perairan sekitar monumen.  

Bagian bawah patung (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk
Jembatan suramadu dilihat dari atas monumen (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk
Galangan kapal di sekitar monumen (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Tips Berkunjung

Monumen dilihat dari atas KRI (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Teman Traveler bisa berkunjung ke sini antar Senin hingga Jumat, mulai pukul 07.00 hingga 15.00. Pada hari-hari istimewa seperti Hari Armada Indonesia, TNI Angkatan Laut akan mengadakan open house dan monumen ini bakal dibuka sepenuhnya untuk umum. Izin dan pemeriksaan masuknya akan lebih longgar dibanding hari biasa.

Paduan yang benar-benar indah (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Sebelum berkunjung ke Monumen Jalesveva Jayamahe, jangan lupa mengenakan pakaian rapi dan bersepatu ya. Kerapian sangat penting dalam pemeriksaan, jangan sampai Teman Traveler batal masuk karena hal ini. Selain itu jangan lupa membawa bukti identitas jelas.

Itulah sedikit pengalaman saya mampir ke Monumen Jalesveva Jayamahe. Jika Teman Traveler sedang menjelajah wisata Surabaya, jangan lupa luangkan waktu untuk mampir ke sini ya.