Sedekah Bumi di Klenteng Eng An Kiong Kota Malang

Beragam suku, agama dan kepercayaan tak jarang memiliki kegiatan tersendiri, dimana dalam setiap tahunnya selalu rutin diselenggarakan. Hal serupa terjadi di Malang, tepatnya di Klenteng Eng An Kiong. Sedekah bumi yang menjadi tradisi turun temurun. Penasaran? Yuk, simak seperti apa kegiatannya berikut ini.

Tradisi Turun-Temurun

Suasana di Klenteng Eng An Kiong (c) Bayu Eka Novanta/Travelingyuk

Klenteng tertua di Malang itu, setiap tahunnya menggelar sedekah bumi. Berdasarkan salah satu pengelola klenteng, sedekah bumi merupakan sembahyang ke leluhur. Tradisi yang berasal dari Tiongkok itu rutin digelar pada bulan 7 tanggal 15 bulan Lunar.

Di Tiongkok Pada bulan itu terjadi paceklik hebat, kami selalu berdoa agar bumi tidak terjadi paceklik, menurut Humas Yayasan Klenteng Eng An Kiong Bonsu Anton Triyono.

Membagikan Sembako pada Warga Kota Malang

Sebelum pembagian sembako, di klenteng Eng An Kiong (c) Bayu Eka Novanta/Travelingyuk

Dalam kegiatan sedekah bumi, pihak Klenteng membagikan sembako kepada warga Malang. Sembako tersebut berisi beras, gula, dan minyak goreng.

Warga menanti antrean di Klenteng Eng An Kiong (c) Bayu Eka Novanta/Travelingyuk

Sebelum memulai pembagian sembako, ribuan warga sudah mengantre sedari pagi. Mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang tua. Selanjutnya pada pukul 09.00 WIB, gerbang klenteng mulai dibuka. Warga yang sudah menunggu kemudian mulai berangsur merangsek masuk ke dalam Klenteng untuk mendapatkan paket sembako.

Setelah di halaman klenteng, panitia kemudian menata antrean warga agar kegiatan tahunan yang sudah terselenggara hampir 200 tahun ini berjalan tertib dan aman.

Selanjutnya, warga akan membentuk barisan memanjang dan mendapatkan sembako tersebut. Pembagian sembako sendiri dibagi menjadi dua sisi. Hal itu bertujuan untuk mempercepat pembagian sembako yang jumlahnya ribuan.

Tradisi Tahunan yang Selalu dinanti Warga Sekitar

Warga menerima sembako, di Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang (c) Bayu Eka Novanta/Travelingyuk

Tradisi ini sudah menjadi acara tahunan di Klenteng ini. Maka, tak heran bila warga sekitar Klenteng maupun dari seluruh wilayah Kota Malang sudah mengetahui jadwal sedekah bumi ini.

Oleh karena itu, pada saat menghadiri kegiatan ini, mereka tak jarang membawa seluruh keluarga maupun sanak saudaranya. Karena, mereka akan mendapat jatah paket sembako satu per satu. Hal ini merupakan rejeki tersendiri bagi warga. 

Warga menerima sembako di Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang (c) Bayu Eka Novanta/Travelingyuk

Selain dari panitia Klenteng, aparat kepolisian juga turut membantu dalam penyaluran paket sembako ini. Bila ada penerima sembako yang sudah tua atau seorang ibu hamil, tak jarang mereka juga turut membantu membawakan sembako itu hingga keluar klenteng.

Prosesi Terakhir Membakar Patung Botoo

Patung Botoo, simbolik kejahatan yang akan di bakar pada akhir acara Sedekah Bumi (c) Bayu Eka Novanta/Travelingyuk

Selain pembagian sembako, pada akhir acara juga dilakukan pembakaran patung Botoo setinggi kurang lebih 5 meter. Patung ini dipercaya sebagai simbolik kejahatan, hal negatif.

Oleh karena itu, selama pelaksanaan acara, patung ini dibelenggu agar tidak mengganggu acara. Nantinya, setelah acara pembagian paket sembako selesai, patung ini dibakar di halaman klenteng. Usai acara, jemaat Klenteng bisa melanjutkan prosesi berdoa di dalam Klenteng.

Berdoa di halaman Klenteng (c) Bayu Eka Novanta/Travelingyuk

Itulah kegiatan sedekah bumi di Klenteng Eng An Kiong, Klenteng tertua Kota Malang. Teman Traveler bisa mengunjungi Klenteng ini sebagai destinasi wisata selanjutnya. Kalau di daerahmu tradisi sedekah bumi seperti apa yang menjadi daya tarik?