Keajaiban di Yaman, Istana di Atas Bukit Batu

Istana identik dengan taman yang luas dan hijau serta dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun. Sayangnya tidak semua istana seperti itu, di Yaman sebuah istana dibangun di atas bukit batu yang gersang. Tapi itulah yang menjadi daya pikatnya sehingga wisatawan penasaran berkunjung dan melihatnya langsung.

Dari informasi yang dikumpulkan Travelingyuk dari berbagai sumber, istana yang unik di atas bukit batu tersebut bernama Dar Al Hajar. Istana yang juga menjadi ikon negara Yaman ini letaknya berada di Lembah Wadi Dhahr yang berjarak sekitar 15 kilometer dari ibukota Sanaa.

Tonight I'm giving a giant presentation on my travel in #Yemen! ? I haven't given a presentation since university. Fingers crossed it goes well. This is #DarAlHajar, the rock palace of Imam Yahya in #WadiDharhr just outside the capital city of #Sanaa.

A post shared by Nicole ?AdventuresOfLilNicki (@adventuresoflilnicki) on

Istana Dar Al Hajar dibangun oleh tokoh spiritual Islam bernama Yahya Muhammad Hamiddin pada tahun 1930. Pada saat itu pembangunan istana ini digunakan sebagai rumah musim panas. Lokasinya memang sangat pas karena berada di dekat oasis yang cukup nyaman ditinggali saat musim panas yang terkenal sangat kering di kawasan gurun.

Photo by Dai Mogi from NEUTRAL1 Dar al-Hajar, The Rock Palace, near Sana’a in Yemen. The palace was built in the 1930’s as a summer residence for spiritual leader Imam Yahya. ???????????????????????1930???????????????????????????????????????????20m?5???? ? ? #YEMEN #RockPalace #DaralHajar #architecture #Landscape

A post shared by TRANSIT (@transitmagazine) on

Bangunan istana tersebut mengadopsi arsitektur Yaman. Terdiri dari lima lantai yang terbagi menjadi beberapa ruang seperti ruang dapur, kamar hingga gudang. Traveler pun bisa masuk ke dalam istana unik yang kini telah beralih fungsi menjadi museum.

#daralhajar #yemen #godsaveyemen #travel #kochard #architecture

A post shared by by David Kocharov (@kochard) on

Istana Dar Al Hajar hanya ditinggali oleh imam Yahya selama kurang lebih 18 tahun saja. Sebab pada tahun 1948, sebuah musibah menimpa dirinya. Ia dibunuh di dalam istananya sendiri, sejak saat itu istana di atas batu ini diambil alih oleh pemerintah dan dilakukan renovasi.

Meski masuk ke dalam istana adalah pengalaman yang menyenangkan namun bentuk otentik istana ini hanya bisa dinikmati dari luar. Dari sanalah traveler bisa mengabadikan setiap sudut istana yang bernilai estetika tinggi.

Lebih menarik lagi setiap kunjungan ke istana Dar Al Hajar tidak dipungut biaya. Jadi wisatawan bebas keluar masuk ke dalam istana yang megah tersebut tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Tertarik berkunjung?