Awas Teman Traveler! 2019 Tahun Terpanas, Kira-kira Apa Sebabnya?

Advertisement

Traveling di tengah cuaca panas butuh persiapan ekstra. Tak hanya merusak kulit, sengatan sinar mentari juga berpotensi membuat tubuh cepat kehilangan cairan. Teman Traveler wajib waspada, sebab kini ada prediksi soal 2019 tahun terpanas.

Yap, sejumlah peneliti belum lama ini mengemukakan alasan mengapa 2019 bakal jadi tahun terpanas dalam tiga tahun terakhir. Patut jadi pertimbangan untuk Teman Traveler yang berencana liburan ke kawasan tropis tahun ini. Berikut penjelasan lengkapnya.

El Nino dan Efek Rumah Kaca

Ilustrasi kabut akibat polusi udara
Ilustrasi kabut akibat polusi udara via Instagram.com/psychobebe

Ada dua penyebab terkait prediksi 2019 tahun terpanas. Pertama adalah kenaikan konsentrasi gas rumah kaca. Hal ini muncul akibat penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan iklim bumi semakin sulit diprediksi.

Faktor kedua adalah El Nino, fenomena alam yang terjadi kala suhu permukaan laut Samudra Pasifik meningkat di atas normal. Kondisi ini bisa berlangsung antara 4 sampai 16 bulan dan ikut mempengaruhi suhu bumi secara keseluruhan.

Laporan terbaru Met Office, badan meteorologi United Kingdom, menyebutkan bahwa dua faktor tersebut sangat berpotensi membuat 2019 jadi tahun terpanas dalam tiga tahun terakhir.

Bakal Dekati Rekor

Ilustrasi globe
Ilustrasi globe via Instagram.com/dorotheum

Para peneliti Met Office memprediksi rata-rata temperatur global sepanjang 2019 akan berkisar antara 0,98 hingga 1,22 derajat celcius – dengan angka tengah 1,10 derajat celcius.

Prediksi tersebut hanya terpaut sedikit dari catatan 2016 dengan angka tengah 1,15 derajat celcius, sekaligus menjadikannya sebagai tahun terhangat sejak 1850.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, El Nino dan Efek Rumah Kaca akan jadi dua faktor yang menentukan tinggi-rendahnya suhu bumi di 2019. Namun patut dicatat bahwa prediksi Met Office tak memperhitungkan faktor tak terduga, seperti letusan gunung api.

Tips Traveling Saat Matahari Terik

Topi berguna lindungi dari cuaca panas
Topi berguna lindungi dari cuaca panas via Instagram.com/by_kiara

Traveling kala matahari sedang terik-teriknya butuh persiapan ekstra. Teman Traveler harus pastikan kulit tetap nyaman saat sedang jalan-jalan. Jangan sampai kulit terbakar atau terekspos Sinar UV, hingga jadi semakin gelap serta kusam.

Tips pertama yang harus Teman Traveler lakukan tentu saja adalah menggunakan tabir surya. Kulit bakal semakin lembab dan aman dari sengatan sinar matahari. Balurkan lotion setiap dua jam sekali agar hasilnya kian maksimal.

Ilustrasi tabir surya
Ilustrasi tabir surya via Instagram.com/lauriesfaves

Berikutnya jangan lupa gunakan pelindung seperti topi. Teman Traveler juga bisa memakai payung, masker, jaket, atau lainnya. Intinya, jangan sampai kulit terekspos matahari secara langsung.

Pertimbangkan pula waktu untuk traveling. Beberapa sumber menyebutkan bahwa berjemur di bawah sinar matahari antara pukul 10 pagi hingga 3 sore bisa jadi asupan vitamin D yang bagus. Namun ingat, terlalu lama terpapar teriknya Sang Surya justru bisa bikin kulit terbakar maupun melepuh.

Ilustrasi makanan sehat
Ilustrasi makanan sehat via Instagram.com/get_fit_videos

Jangan lupa untuk jaga pola makan. Konsumsi buah dan sayur dengan kandungan antioksidan tinggi. Hal tersebut akan membantu Teman Traveler melawan radikal bebas. Selingi pula dengan mengkonsumsi suplemen yang bisa membantu kondisi serta kekebalan tubuh.

Itulah penjelasan singkat mengenai prediksi 2019 tahun terpanas dan beberapa tips untuk jalan-jalan di tengah terik matahari. Bagaimana menurut Teman Traveler? Apakah kalian merasa cuaca akhir-akhir ini memang lebih panas dari biasanya?

Advertisement
Tags
Indonesia info terbaru tips dan inspirasi
Share